Tanaman yang sakit sebenarnya adalah hasil interaksi positif faktor-faktor pendukungnya yaitu tanaman inang, lingkungan dan patogen, yang dikenal dengan segitiga penyakit (Wibowo, 1997). Patogen merupakan mikro organisme penyebab penyakit, beberapa jenis mikroorganisme dikenal sebagai penyebab penyakit yang merugikan untuk tanaman, untuk tanaman padi didominasi oleh golongan jamur, bakteri dan virus. Tanaman padi saat ini dibudidayakan di sawah, rawa lebak, pasang surut dan tegalan. Sebaran atau dominasi penyakit padi biasanya mengikuti lingkungan yang spesifik tersebut. Mikroorganisme memerlukan lingkungan yang sesuai, hal ini mengakibatkan sebaran penyakit bersifat spesifik lokasi, misalnya dominasi penyakit padi lingkungan Rawa, Lebak dan Pasang Surut kemungkinan akan berbeda dengan lingkungan sawah.. Sedangkan gangguan fisiologis pada umumnya disebabkan oleh kekurangan hara baik mikro maupun makro serta keracunan yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman. Identifikasi beberapa jenis penyakit utama padi dan gangguan fisologis akan diuraikan lebih lanjut.
A. Penyakit yang disebabkan oleh Jamur Patogen Tanaman.
Jamur patogenik umumnya bersifat non obligat parasit, yang dapat ditumbuhkan dengan mudah pada media biakan sintetis. Jamur yang aktif sebagai patogen umumnya pada keadaan tidak sempurna (Imperfect state), meskipun beberapa patogen penyakit padi juga pada keadaan sempurna (Perfect state). Beberapa jamur patogen tanaman padi antara lain adalah sebagai berikut :
2.A.1. Penyakit Blas
Gejala
Gejala penyakit blas : secara umum dapat digolongkan menjadi blas daun yang menyerang pada stadia vegetatif dan blas leher pada stadia generatif (menginfeksi pangkal malai padi) . Bercak pada daun mempunyai ciri khas berbentuk elips atau belah ketupat. Bagian tengah bercak berwarna kelabu atau keputihan, dan bagian tepi biasanya cokelat atau merah kecoklatan. Bentuk dan warna bercak tergantung pada kondisi lingkungan, umur bercak, dan kepekaan tanaman padi. Reaksi ketahanan varietas ditunjukan dari warna gejala pada daun, masing-masing adalah bercak cokelat kecil menunjukkan reaksi tahan, coklat kekuningan reaksi ketahanan moderat, cokelat kelabu kekuningan reaksi peka, dan abu abu keputihan sangat peka. Gejala awal dimulai dari bercak kecil berwarna cokelat, keputihan, akan berkembang dengan cepat pada kondisi kelembaban tinggi dan varietas yang peka. Bercak dapat berkembang sampai ukuran panjang 1 – 1,5 cm dan lebar 0,3 - 0,5 cm, biasanya tepi bercak berwarna cokelat. Bercak yang banyak pada daun dapat mengakibatkan kematian tanaman, yang diikuti dengan pengeringan pelepah. Bibit yang terinfeksi berat atau tanaman pada stadia pertumbuhan akan dapat mengering dan mati, di lapang. Intensitas serangan yang tinggi pada bercak daun di saat pertumbuhan vegetatif akan dapat mengakibatkan kekerdilan. Gejala pada leher malai ditunjukan dengan warna cokelat keabuan pada pangkal leher malai, daerah dekat leher malai berwarna cokelat dan semua cabang dan ranting menunjukan gejala pengeringan. Infeksi pada leher malai akan mengakibatkan mudah patahnya leher malai yang akan mengakibatkan terganggunya pengisian malai.
Patogen
Identifikasi patogen penyebab penyakit dapat dilakukan di laboratorium, konidia jamur patogen dapat mudah teramati setelah bagian tanaman tersebut dilembabkan. Yang kemudian dengan mudah konidianya dapat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang. Bentuk konidia adalah seperti buah pear dengan tiga septa, ukuran konidia berkisar antara 16-32 x 7,0 – 11 μm (Sawada,1917 cit Ou, 1985). Penyakit blas disebabkan oleh jamur patogen Pyricularia grisea. Konidia P. grisea secara morfologis kemungkinan sama akan tetapi tingkat virulensi (keganasan) bisa berbeda-beda. Variasi genetis (ras blas) mudah berubah yang mengakibatkan cepat patahnya ketahanan tanaman. Untuk mengidentifikasi tingkat virulensi patogen dapat dilakukan dengan melihat reaksi terhadap satu set (terdiri dari 7 varietas) Differensial Varietas Indonesia (DVI) ( Mogi et, al, 1992).
2.A2. Penyakit Bercak Coklat
Gejala
Pada umumnya gejala penyakit bercak coklat adalah pada daun dan glumae (bagian bulir), meskipun dapat muncul pelepah daun, cabang-cabang malai bibit yang muda dan batang.
Bercak pada daun yang khas berbentuk oval, berukuran variatif, bentuk gejala seragam seringkali tersebar di seluruh permukaan daun. Bercak berwarna coklat, dilingkari dengan warna abu bagian tengah bercak bulat berwarna putih. Gejala yang masih muda berupa bintik-bintik coklat atau coklat keabuan. Pada varietas peka bercak akan lebih lebar, berukuran mencapai 1 Cm atau lebih. Seringkali jumlah bercak memenuhi permukaan daun, yang dapat mengakibatkan daun layu.
Gejala pada bulir ditandai dengan bercak coklat atau hitam pada bagian glumae, untuk kasus dengan tingkat intensitas yang tinggi miselia jamur dapat menembus bagian dalam glumae dan mengakibatkan bercak coklat.
Penyakit bercak coklat termasuk penyakit yang terbawa oleh benih, koleoptil kemungkinan dapat terinfeksi dari biji. Bercak kecil berwarna coklat, berbentuk bulat atau oval. Akar muda yang terinfeksi menunjuan bercak hitam.
Patogen
Konidia bentuknya sedikit melegkung (kurva), membesar dibagian tengah dengan ukuran35 - 170 x 11 – 17 µm, jumlah septa mencapai 13 (Ou, 1985). Konidia yang telah masak tumbuh pada kedua ujung konidia. Jamur patogen penyakit bercak coklat adalah Cocliobolus miyabeanus. (Helminthosporium sp)
2.A3. Penyakit Bercak Coklat Cercospora (Narrow brown spot)
Gejala
Bercak umumnya pada daun dengan bentuk garis, pendek dan berwarna coklat. Bercak memanjang sejajar dengan tulang daun ukuran panjang 2 – 10 mm dan lebar 1 mm. Pada varietas yang peka seluruh permukaan daun dipenuhi dengan bercak bergaris coklat kehitaman, bercak coklat bersambungan yang megakibatkan daun layu. Infeksi yang berat akan mengakibatkan malai dan cabang malai berwarna coklat dan mengering.
Patogen
Konidia muncul dari stomata, berbentuk silindris terdiri dari 3 – 10 septa dengan berukuran 20- 60 x 5 µm. Jamur patogen dulu dikenal dengan Cercospora janseana (C. oryzae). Bentuk teleomorph dikenal dengan Sphaerulina oryzina..
2.A4. Penyakit Leaf Smut
Gejala
Jamur patogen mengakibatkan bercak-bercak yang kecil, berbentuk garis pendek, lingkaran atau elip, dengan ukuran panjang 0,5 – 5 mm dan lebar 0,5 – 1,5 mm. Banyak spot-spor (bercak-bercak) kecil yang disebut dengan “sori” di seluruh permukaan daun, meskipun demikian masih dapat dibedakan dengan jelas antara satu bercak dengan bercak yang lain. Apabila serangannya berat maka daun akan menguning dan menggulung. Bercak-bercak tertutup oleh epidermis daun, apabila daun diberi tetasan air makan epidermis akan mengelupas dan terlihat masa spora jamur tersebut.
Patogen
Entyloma oryzae merupakan jamur penyebab penyakit leaf smut, spora berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan ukuran 6-15 x 5-9 µm dengan ketebalan epispora 1,5 µm.
2.A5. Penyakit “Stackburn”
Gejala
Gejala yang khas pada daun adalah besar, berbentuk oval atau lingkaran, berwarna coklat tua, ujung gejala lancip dan dibagian tengah berwarna keputihan dan mebentuk seperti cincin. Bercak ukrannya bervariasi yaitu panjang 0,3 – 1 Cm, kadang kadang ditutup dengan cincin yang kedua. Biasanya yang dapat diamati di lapang hanya beberapa bercak pada beberapa daun. Bulir padi yang terinfeksi menunjukan gejala dibagian glumae yaitu bercak berwarna coklat pucat sampai keputihan dengan dengan bercak luar yang berwarna coklat tua dengan ukuran relatif besar.
Patogen
Alternaria padwickii, merupakan jamur patogen penyebab penyakit tersebut. Konidia memanjang dengan bagian ujung menyempit, mempunyai 3 sampai 5 septa, berwarna kuning krem, yang dibatasi septan dinding sel tebal, lurus, dengan sel kedua atau ketiga membesar. Jamur dapat bertahan hidup pada jerami dan menyebar pada saat pengolahan tanah yang berpotensi menginfeksi pada pembibitan padi.
2.A.6. Penyakit “Leaf Sclad”
Gejala
Gejala khas adalah zona bercak yang dimulai dari ujung atau tepi daun. Bercak pada umumnya mudah ditemukan pada daun yang tua, dengan bentuk lingkaran biasanya terdapat “halo” berwarna coklat. Bercak berukuran panjang 1-5 Cm dengan lebar 0,5 – 1 Cm. Bercak memungkinkan mencapai panjang 25 Cm. Gejala penyakit kemungkinan mnginfeksi bagian pelepah, meskipun seringkali sulit dibedakan dengan penyebab penyakit lainnya.
Patogen
Jamur penyebab penyakit adalah Rhyncosprium oryzae. Konidia berbentuk bulan sabit, sel tunggal pada saat muda dan dua sel pada stadia masak., biasanya terdiri 2-3 septa. Pada umunya spora berukuran 10-12 x 3,5 -4µm.
2.A.7. Busuk Batang
Gejala
Penyakit ini pada umumnya muncul diakhir masa pertumbuhan tanaman padi. Dimulai dengan bercak kecil yang tidak beraturan, berwarna coklat kehitaman dibagian pelepah yang berdekatan dengan batas air. Kadang-kadang sklerotia ditemukan pada batang yang terinfeksi. Gejala berkembang, jamur menetrasi kebagian dalam pelepah yang mengakibatkan busuk batang. Sejumlah apresoria dengan ditemukan pada bagian tanaman yang terinfeksi.
Patogen
Jamur penyebab penyakit adalah Helminthosporium sigmodeum, konidiospora berukuran 150 x 5 µm; konidia 55-65 x 11-14 µm. Sklerotia berukuran 175-580 µm. Miselia – hifa berwarna putih, mempunyai septa, garis tengah hifa 2-5 µm. Apabila ditumbuhkan pada media awalnya miselia berwarna putih, akhirnya menjadi putih kehitaman pada permukaan media. Pada tanaman inang miselia berwarna putih di dalam batang.
2.A.8. Penyakit Bakanae
Gejala
Gejala mudah dikenali dengan pertumbuhan yang abnormal, yang dapat ditemukan baik pada persemaian maupun pertanaman. Pada persemaian tanaman lebih tinggi beberapa dibandingkan dengan tanaman yang normal, kurus dan warna hijau kekuningan. Beberapa variasi gejala yang ditunjukan adalah sebagai berikut :
memanjang
memanjang pada saat awal kemudian tumbuh normal
memanjang pada awalnya, kemudian tumbuk mengerdil
pertumbuhan kerdil
tidak tumbuh.
Pertanaman yang memasuki pemasakan menonjol tingginya dibandingkan tanaman yang lain, daun bendera berwarna kuning pucat . Dengan sinar matahari dan terpaan angin gejala penyakit ini mudah dikenali. Apabila tanaman mengering dapat dengan mudah dikenali jamur yang berwarna oranye di bagian bawah batang.
Patogen
Penyebab penyakit adalah Fusarium moniliforme (=Gibeerella fujikuroi). Jamur ini bervariasi untuk septa, konidia, bentuk mikrokonidia dan makrokonidia, seklrotia dan stromata.
2.A.9. Hawar pelepah
Gejala
Penyakit ini menimbulkan bercak pada pelepah daun. Bercak awalnya berbentuk elip, kadang-kadang tidak beraturan, warna hijau keabuan, ukuran bervariasi dengan panjang 1 sampai 3 Cm. Bagian tengah bercak berwarna putih keabuan, dengan tepi berwarna coklat. Ukuran bercak dan sklerotia bervariasi tergantung kondisi lingkungan. Pada kondisi yang lembab miselia tumbuh pada pelepah yang terinfeksi. Di lapang bercak awalnya muncul diatas batas air, yang kemudian berkembang ke bagian atas. Untuk kasus infeksi yang berat gejala dapat muncul pada daun.
Patogen
Penyebab penyakit adalah Rhizoctonia solani. Miselia yang muda tidak berwarna , apabila menjadi lebih tua berubah coklat kekuningan, dengan ukuran garis tengah berkisar antara 8 – 12 µm. Ada tiga tipe miselium yang dihasilkan yaitu :1. hifa yang lurus; 2. Hifa yang banyak cabang dan 3. Miselium yang terdiri dari sel-sel monilioid yang tergabung dalam formasi sklerotia.
2.A.10. Penyakit Busuk Pelepah ( Busuk pelepah)
Gejala
Pelepah yang membusuk seringkali ditemukan pada pelepah yang membungkus malai muda. Bercak berbentuk bulat atau kadang-kadang tidak beraturan, dengan ukuran panjang 0,5 – 1,5µm. Dengan bagian tepi berwarna coklat dan bagian tengah kelabu. Infeksi cepat meluas dan dapat menutup seluruh bagian pelepah daun. Pada pelepah yang busuk biasanya mudah ditemukan tepung putih. Jamur juga mengakibatkan warna coklat pada butir padi, dan dipermukaandalam pelepah yang dari luar terlihat normal.
Patogen
Jamur penyebab penyakit adalah Sarocladium oryzae, miselia berwarna putih, mempunyai septa, dengan garis tengah 1,5 – 2µm. Konidiospora muncul dari miselia, sedikit lebih tipis dibandingkan hifa yang vegetatif.
2. A.11. False smut
Gejala
Jamur dapat merubah butir padi pada malai menjadi kumpulan spora yang membentuk bola berwarna kuning kehijauan. Awalnya kecil kemudian dengan cepat dapat berkembang hingga garis tengah mencapai 1 Cm atau lebih. Jamur tersebut padat, lembut dan berwarna kuning yang ditutup membran. Warna pelan-pelan akan berubah dari kuning menjadi oranye, hijau kekuningan dan akhirnya menjadi hitam kehijauan.
Patogen
Ustilagonoidea virens merupakan jamur patogen penyebab penyakit, dahulu juga dikenal dengan sebutan Ustilago virens. Konidia berbentuk lonjong dan berukuran sangat kecil. Beberapa bola spora yang berwarna hijau membentuk sklerotia di bagian tengahnya. Didaerah yang bermusim dingin sklerotia dapat bertahan hidup (dormansi) dan akan tumbuh menjelang musim semi.
2A.12. Kernel smut
Gejala
Gejala penyakit ini sering diketemukan pada masa pemasakan tanaman padi. Apabila biji padi ditekan akan keluar semburan seperti bubuk yang berwarna hitam. Seringkali biji padi isinya berubah menjadi tepung yang berwarna hitam. Apabila infeksi penyakit tidak berat, benih masih tetap dapat hidup meskipun tumbuh kerdil./
Patogen
Tilletia barclayana merupakan jamur penyebab penyakit kernel smut. Ciri-ciri jamur tersebut adalah spora mengelompok membentuk massa, warna hitam, spora berbentuk bulat tak beraturan, kadang-kadang elip ukuran garis tengah 18,5 – 23,0 µm dengan panjang 22,5 -26,0 x 18,0 – 22,0 µm.
2.A.13. Penyakit kembang Api (Udbatta)
Gejala
Gejala sangat mudah dikenali yaitu malai tegak, malai yang terinfeksi di dalam pelepah bulirnya saling melekat satu sama lain oleh lilitan miselia jamur. Kemuadian malai yang telah muncul penuh terlihat seperti kembanga api, bulir-bulir padi yang menyatu berubah menjadi warna hitam kelabu dan mengeras. Tanaman yang terinfeksi biasanya kerdil. Kadang-kadang miselia yang berwarna putih dan konidia membentuk garis putih pada daun sepanjang veina sebelum munculnya malai. Biasanya semua anakan terinfeksi, mengidikasikan bahwa penyakit dapat menginfeksi secara sistemik.
Patogen
Ephelis oryzae merupakan jamur penyebab penyakit tersebut. Spora berbentuk seperti jarum, tidak berwarna , dengan ukuran 20-35 x 1 µm.. Konidiospora bercabang, tidak berwarna, berukuran 57-85 x 0,8 x 1,4 µm. Konidia aseptate.
2B. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri Patogen.
Penyakit padi yang disebabkan oleh bakteri patogen saat ini telah dikenal 8 jenis ( Mogi et al, 1992). Bakteri patogen dapat menginfeksi tanaman padi melalui luka alami, misalnya stomata, hidatoda atau melalui luka fisik dengan alat pertanian. Bagian tanaman yang terinfeksi antara lain batang, daun dan bulir. Meskipun demikian yang banyak dilaporkan telah tersebar di daerah rawa lbak dan pasang surut penyakit Hawar Daun Bakteri dan Daun Bergaris Bakteri.
Identifikasi penyakit bakteri pada tanaman padi dapat dilakukan secara visual dengan mengenali gejala awal yang spesifik, atau dengan mengamati bakteriooze. Cara mudah mengamati bakteriooze adalah dengan memotong daun bergjala awal, kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi atau diamati di bawah mikroskop, bakteriooze akan muncul dari tepi daun tersebut.
0 Komentar