DISUSUN OLEH :
NURUL ISTIKOMAH
CGP ANGKATAN 4
SD NEGERI 1 SUMBERJO
KECAMATAN GONDANG
KABUPATEN NGANJUK
Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik, aktif berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, oleh karena itu guru penggerak merupakan ujung tombak untuk menciptakan budaya positif di sekolah dengan melakukan pembiasaan - pembiasaan yang positif, disiplin positif dengan ilmu yang didapatkan dalam pendidikan guru penggerak yaitu kebutuhan dasar dari manusia, motivasi perilaku manusia, keyakinan kelas, posisi kontrol restitusi dan tahapan pada segitiga restitusi.
Keterkaitan Pemikiran Ki Hajar Dewantara akan diwujudkan dengan peran dan nilai guru penggerak dan guru penggerak akan menciptakan visi yang perwujudannya melalui tahapan bagja dalam pelaksanaannya harus dibarengi dengan budaya positif.
Jika kita sebagai pendidik memahami dengan benar pemikiran dari Ki Hajar Dewantara maka budaya positif di sekolah dapat tercipta dalam menuntun murid yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman. Visi yang sekolah yang kita susun yang perwujudannya melalui beberapa tahapan dalam bagja dapat terwujud jika budaya positif sudah terbentuk di sekolah tersebut.
Nilai dan peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik dengan guru lain dan membangun budaya positif disekolah adalah dengan membangun komunikasi yang dibarengi dengan keteladanan diri sehingga rekan guru akan mengikuti kebiasaan positif yang dilakukan oleh guru penggerak.
Rancangan Tindakan Aksi Nyata
Latar Belakang
Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan
hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat
untuk mereka. Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung
jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP). Pada intinya pemikiran Ki
Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan keselamatan
dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman.
Sekolah merupakan institusi yang berperan
penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan yakni
mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan
demikian, guru juga berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter
ini.
Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan
budaya positif adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan
kelas ini berisi aturan-aturan yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam
membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya
berisi harapan guru terhadap siswa, tetapi juga harapan siswa kepada guru dan
terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas harus dirancang bersama antara
guru dan siswa. Kesepakatan kelas harus disusun dengan jelas sehingga mudah
dipahami, menggunakan kalimat positif, dan dikembangkan secara berkala.
Untuk menciptakan budaya positif sekolah
perlu adanya kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Membutuhkan cukup waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di sekolah,
namun tetap harus dimulai dari sekarang meskipun saat ini dalam masa pandemi.
Karena masa pandemi bukanlah suatu halangan dalam proses penerapan budaya
positif di sekolah, justru pandemi menjadi tantangan bagi seorang guru untuk
membuat inovasi baru untuk mencari cara bagaimana guru tetap dapat mengontrol
perilaku siswa dan mewujudkan budaya positif.
Tujuan
Adapun tujuan dalam tindakan aksi nyata ini
adalah :
1. Menerapkan
budaya positif 3 kata ajaib (tolong,
maaf dan terima kasih) di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada
siswa yaitu Saling menghormati dan menghargai.
2. Menjadi
bekal pengalaman belajar bagi guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti
menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga
motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tolok Ukur
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini
sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan supaya tetap terarah pada tujuan
yang sudah ditetapkan, maka tolok ukur yang digunakan sebagai berikut
1. Terbentuknya
"Keyakinan Kelas" melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan
bersama antara guru dan siswa.
2. Siswa
dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati.
3. Adanya
karakter baik dalam diri siswa seperti saling
menghormati dan menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Dokumentasi
proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas bersama antara guru dan siswa,
serta kegiatan kolaborasi dengan teman sejawat.
Linimasa Tindakan yang Akan Dilakukan
1. Melakukan perencanaan
Dalam hal ini saya akan membuat perencanaan kegiatan yang akan saya
lakukan dalam tindakan aksi nyata ini supaya tetap berada pada jalur yang
sesuai dengan tujuan yang akan capai.
2. Mengkomunikasikan perencanaan kepada kepala sekolah
Saya perlu mengkomunikasikan perencanaan ini kepada kepala sekolah. Hal
ini juga saya lakukan untuk mendapat masukan dari kepala sekolah terhadap
perencanaan yang saya buat.
3. Melakukan revisi perencanaan hasil konsultasi dengan kepala sekolah
Melakukan revisi perencanaan berdasarkan hasil konsultasi dengan kepala
sekolah, agar menghasilkan perencanaan yang lebih baik.
4. Melaksanakan tindakan aksi nyata
Dalam melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan, yaitu:
a. Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi nyata dengan siswa, teman
sejawat, dan kepala sekolah
b. Melakukan kegiatan kesepakatan kelas bersama siswa
c. Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat serta orang tua untuk
mengontrol perilaku siswa
5. Melakukan evaluasi dan refleksi
Melakukan evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang akan saya
tanyakan langsung rekan sejawat tentang perubahan siswa setelah penerapan
budaya positif.
6. Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan aksi nyata
Setelah melakukan tindakan aksi nyata ini dan mendapatkan hasil dari
refleksi, saya akan membuat laporan sebagai pertanggungjawaban terhadap kepala
sekolah dan posisi saya saat ini sebagai Calon Guru Penggerak. Laporan yang
akan saya buat berupa artikel yang di dalamnya juga berisi dokumentasi.
Dukungan Yang Dibutuhkan
Untuk
dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, saya tidak dapat melakukan
sendiri, oleh karena itu saya membutuhkan dukungan dari:
1.
Stakeholder
Dalam
hal ini dukungan dari kepala sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui
koordinasi supaya penerapan budaya positif dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.
Orang tua siswa
Orang
tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter siswa, maka diperlukan
persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan guru. Orang tua juga
dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan nantinya akan
berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.
3.
Media yang Digunakan
Media
yang digunakan dalam tindakan aksi nyata ini nantinya akan memudahkan dalam
penyampaian materi ataupun hal-hal yang berkaitan dengan budaya positif. Media
ini dapat berupa poster, video, maupun media sosial..
HASIL AKSI NYATA DI SD NEGERI 1 SUMBERJO
Beberapa penerapan budaya positif yang saya
terapkan untuk siswa kelas 5 diantaranya
:
1. Membuat keyakinan kelas Bersama siswa
2. Sebelum mengawali kegiatan pembelajaran,
selalu mengecek kelengkapan seragam siswa
3. Membiasakan 3 kata ajaib ( tolong, maaf,
dan terima kasih) baik di dalam maupun di luar kelas
4. Menularkan ilmu yang telah diperoleh dari
modul 1 guru penggerak kepada teman sejawat.
Setelah
kurang lebih 1 bulan melaksanakan penerapan budaya positif terhadap siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sumberjo,
banyak sekali perubahan – perubahan positif yang dilakukan oleh siswa,
diantaranya :
1. Dengan terbentuknya keyakinan kelas,
siswa menjadi lebih disiplin dan taat
pada keyakinan yang telah disepakati Bersama.
2. Siswa yang sebelumnya masih sering tidak
lengkap dalam berseragam, kini sudah mulai terbiasa berseragam lengkap
3. Siswa terbiasa menggunakan 3 kata ajaib
(maaf, tolong, dan terima kasih) dalam bergaul dengan teman-temannya maupun
bapak ibu guru di sekolah.
Link YouTube Aksi Nyata - Budaya Positif
0 Komentar