Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF

DISUSUN OLEH :

NURUL ISTIKOMAH
CGP ANGKATAN 4
SD NEGERI 1 SUMBERJO
KECAMATAN GONDANG
KABUPATEN NGANJUK

 Budaya positif merupakan nilai positif yang diterapkan di sekolah untuk menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti yang luhur sehingga terwujud profil pelajar pancasila. Mutu dari sekolah dapat dilihat dari budaya positif yang hidup dan dikembangkan warga sekolah. Budaya positif yang ada di sekolah akan membantu pencapaian visi sekolah. Untuk mewujudkan visi sekolah, peran guru yang merupakan ujung tombak kualitas pendidikan di sekolah memegang peranan penting. 

Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik, aktif berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, oleh karena itu guru penggerak merupakan ujung tombak untuk menciptakan budaya positif di sekolah dengan melakukan pembiasaan - pembiasaan yang positif, disiplin positif dengan ilmu yang didapatkan dalam pendidikan guru penggerak yaitu kebutuhan dasar dari manusia, motivasi perilaku manusia, keyakinan kelas, posisi kontrol restitusi dan tahapan pada segitiga  restitusi.

Keterkaitan Pemikiran Ki Hajar Dewantara akan diwujudkan dengan peran dan nilai guru penggerak dan guru penggerak akan menciptakan visi yang perwujudannya melalui tahapan bagja dalam pelaksanaannya harus dibarengi dengan budaya positif. 

Jika kita sebagai pendidik memahami dengan benar pemikiran dari Ki Hajar Dewantara maka budaya positif  di sekolah dapat tercipta dalam menuntun murid yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman. Visi yang sekolah yang kita susun yang perwujudannya melalui beberapa tahapan dalam bagja dapat terwujud jika budaya positif sudah terbentuk di sekolah tersebut. 

Nilai dan peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik dengan guru lain dan membangun budaya positif disekolah adalah dengan membangun komunikasi yang dibarengi dengan keteladanan diri sehingga rekan guru akan mengikuti kebiasaan positif yang dilakukan oleh guru penggerak.


Rancangan Tindakan Aksi Nyata

Latar Belakang

Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka. Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP). Pada intinya pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman.

Sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan yakni mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan demikian, guru juga berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter ini.

Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi aturan-aturan yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya berisi harapan guru terhadap siswa, tetapi juga harapan siswa kepada guru dan terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas harus dirancang bersama antara guru dan siswa. Kesepakatan kelas harus disusun dengan jelas sehingga mudah dipahami, menggunakan kalimat positif, dan dikembangkan secara berkala.

Untuk menciptakan budaya positif sekolah perlu adanya kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Membutuhkan cukup waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di sekolah, namun tetap harus dimulai dari sekarang meskipun saat ini dalam masa pandemi. Karena masa pandemi bukanlah suatu halangan dalam proses penerapan budaya positif di sekolah, justru pandemi menjadi tantangan bagi seorang guru untuk membuat inovasi baru untuk mencari cara bagaimana guru tetap dapat mengontrol perilaku siswa dan mewujudkan budaya positif.

Tujuan

Adapun tujuan dalam tindakan aksi nyata ini adalah :

1.  Menerapkan budaya positif  3 kata ajaib (tolong, maaf dan terima kasih) di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada siswa yaitu Saling menghormati dan menghargai.

2.  Menjadi bekal pengalaman belajar bagi guru dan siswa dalam masa pandemi ini seperti menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain, menjaga motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Tolok Ukur

Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan supaya tetap terarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolok ukur yang digunakan sebagai berikut

1.    Terbentuknya "Keyakinan Kelas" melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan bersama antara guru dan siswa.

2.    Siswa dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati.

3.    Adanya karakter baik dalam diri siswa seperti saling  menghormati dan menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.    Dokumentasi proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas bersama antara guru dan siswa, serta kegiatan kolaborasi dengan teman sejawat.

Linimasa Tindakan yang Akan Dilakukan

 

1. Melakukan perencanaan

Dalam hal ini saya akan membuat perencanaan kegiatan yang akan saya lakukan dalam tindakan aksi nyata ini supaya tetap berada pada jalur yang sesuai dengan tujuan yang akan capai.

 

2. Mengkomunikasikan perencanaan kepada kepala sekolah

Saya perlu mengkomunikasikan perencanaan ini kepada kepala sekolah. Hal ini juga saya lakukan untuk mendapat masukan dari kepala sekolah terhadap perencanaan yang saya buat.

 

3. Melakukan revisi perencanaan hasil konsultasi dengan kepala sekolah

Melakukan revisi perencanaan berdasarkan hasil konsultasi dengan kepala sekolah, agar menghasilkan perencanaan yang lebih baik.

 

4. Melaksanakan tindakan aksi nyata

Dalam melaksanakan tindakan aksi nyata sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, yaitu:

a. Mengkomunikasikan kegiatan tindakan aksi nyata dengan siswa, teman sejawat, dan kepala sekolah

b. Melakukan kegiatan kesepakatan kelas bersama siswa

c. Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat serta orang tua untuk mengontrol perilaku siswa

 

5. Melakukan evaluasi dan refleksi

Melakukan evaluasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang akan saya tanyakan langsung rekan sejawat tentang perubahan siswa setelah penerapan budaya positif.

 

6. Melaporkan hasil dari kegiatan tindakan aksi nyata

Setelah melakukan tindakan aksi nyata ini dan mendapatkan hasil dari refleksi, saya akan membuat laporan sebagai pertanggungjawaban terhadap kepala sekolah dan posisi saya saat ini sebagai Calon Guru Penggerak. Laporan yang akan saya buat berupa artikel yang di dalamnya juga berisi dokumentasi.

 

Dukungan Yang Dibutuhkan

Untuk dapat mewujudkan rancangan tindakan aksi nyata, saya tidak dapat melakukan sendiri, oleh karena itu saya membutuhkan dukungan dari:

1. Stakeholder

Dalam hal ini dukungan dari kepala sekolah maupun rekan sejawat diperlukan melalui koordinasi supaya penerapan budaya positif dapat  berjalan sesuai dengan rencana.

2. Orang tua siswa

Orang tua merupakan sumber utama dalam pembentukan karakter siswa, maka diperlukan persamaan persepsi mengenai hal ini antara orang tua dan guru. Orang tua juga dapat menjadi pengontrol perilaku siswa saat di rumah dan nantinya akan berkolaborasi bersama guru untuk membahas perkembangan siswa.

3. Media yang Digunakan

Media yang digunakan dalam tindakan aksi nyata ini nantinya akan memudahkan dalam penyampaian materi ataupun hal-hal yang berkaitan dengan budaya positif. Media ini dapat berupa poster, video, maupun media sosial..

 

HASIL AKSI NYATA DI SD NEGERI 1 SUMBERJO

Beberapa penerapan budaya positif yang saya terapkan untuk siswa kelas 5  diantaranya :

1. Membuat keyakinan kelas Bersama siswa



2.  Sebelum mengawali kegiatan pembelajaran, selalu mengecek kelengkapan seragam siswa



3. Membiasakan 3 kata ajaib ( tolong, maaf, dan terima kasih) baik di dalam maupun di luar kelas



4. Menularkan ilmu yang telah diperoleh dari modul 1 guru penggerak kepada teman sejawat.



Setelah kurang lebih 1 bulan melaksanakan penerapan budaya positif  terhadap siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sumberjo, banyak sekali perubahan – perubahan positif yang dilakukan oleh siswa, diantaranya :

1. Dengan terbentuknya keyakinan kelas, siswa menjadi  lebih disiplin dan taat pada keyakinan yang telah disepakati Bersama.

2. Siswa yang sebelumnya masih sering tidak lengkap dalam berseragam, kini sudah mulai terbiasa berseragam lengkap

3. Siswa terbiasa menggunakan 3 kata ajaib (maaf, tolong, dan terima kasih) dalam bergaul dengan teman-temannya maupun bapak ibu guru di sekolah.


Link YouTube Aksi Nyata - Budaya Positif


Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code