Modul 3.1 Aksi Nyata
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Nurul Istikomah, SDN 1
Sumberjo
CGP Angkatan 4 Kabupaten
Nganjuk
1. Peristiwa
(Fact)
Latar belakang tentang situasi yang dihadapi
Pembelajaran
daring yang berlangsung terlalu lama menyebabkan siswa memiliki kelonggaran
dalam pembelajaran. Guru dalam memberikan pembelajaran mengalami kesulitan
karena rendahnya semangat dan pengetahuan siswa mengenai materi pembelajaran.
Keadaan tersebut berpengaruh pula pada tingkat kepercayaan diri siswa dalam
mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga menjadi salah satu alasan untuk tidak
masuk sekolah. Di kelas 5
yang saya ampu terdapat 7 siswa yang kurang disiplin terhadap peraturan yang
ditentukan oleh sekolah, Diantara nya sering tidak masuk sekolah baik karena
sakit, ijin maupun Alpa. Toleransi untuk ketidakhadiran Alpa adalah sebanyak 6
kali. Jika ternyata diulang kembali, maka siswa akan dipangil kembali untuk
mengetahui alasan kenapa siswa melakukan kesalahan yang sama dan selanjutnya
menginformasikan ke orangtua. Jika mengulang Alpa kembali, selanjutnya siswa
akan diberikan sanksi berupa surat peringatan tanpa materai yang diketahui oleh
guru kelas dan kepala sekolah.
Proses Coaching diperlukan dalam mengatasi masalah
ini. Hal ini diharapkan menjadikan siswa menjadi lebih serius untuk bisa
disiplin dalam belajar, Jika ternyata mengulang kembali, maka siswa tersebut
diberikan sanski berupa berita acara untuk bersedia dipindahkan sekolah apabila
belum bisa melakukan perubahan terhadap dirinya. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya, peraturan tersebut tidaklah semutlak itu, setiap kali melakukan
tindakan maka akan diterapkan identifikasi masalah terhadap siswa yang
bermasalah untuk menggali informasi yang benar.
Dengan alasan yang bisa diterima, walaupun siswa
sudah memiliki Alpa 6x atau lebih maka siswa tersebut masih memiliki peluang
untuk bisa naik kelas ketika rapat dan guru memutuskan siswa tersebut naik,
mengingat banyak faktor yang menyebabkan menjadi tidak disiplin yaitu karena keluarga
yang tidak harmonis, kurangnya perhatian dari orang tua, rendahnya motivasi
belajar, serta masih banyak lagi penyebab yang lainnya.
Alasan melakukan Aksi Nyata tersebut
Alasan saya melakukan Aksi nyata tersebut adalah
karena adanya kasus dimana siswa memjadi sering tidak masuk sekolah, setelah
pembelajaran dilakukan secara daring kurang lebih 2 tahun ini. Selain itu,
kurangnya semangat belajar siswa yang dikarenakan pembelajaran yang kurang
bervariasi. Sehingga, saya melakukan upaya pendekatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan mereka sering tidak masuk sekolah dan
kurangnya motivasi dalam belajar. Besar harapan saya sebagai pendidik agar
siswa semangat lagi dalam sekolah, giat lagi belajarnya dengan berbagai upaya
yang bisa saya lakukan diantaranya : melakukan pembelajaran yang bervariasi
tidak hanya di dalam kelas namun juga berbagai kegiatan menyenangkan di luar
kelas. Besar harapan saya dengan upaya-upaya yang saya lakukan membuat siswa
menjadi lebih bersemangat untuk belajar di sekolah, sehingga prosentase
kehadiran siswa menjadi meningkat.
Hasil Aksi Nyata yang dilakukan
Hasil
aksi nyata yang telah saya lakukan yaitu adanya kesadaran diri yang dimiliki
oleh siswa terhadap masalah yang dialaminya, sehingga saya membuat sebuah
keputusan bahwa 3 siswa yang mengalami hal tersebut masih dapat mengikuti
pembelajaran di sekolah dengan pantauan dan dukungan dari guru serta siswa agar
siswa yang mengalami masalah tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
Guru dalam memberikan pembelajaran harus memiliki inovasi agar siswa merasa
tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan. Dukungan dari kepala sekolah
dalam menangani siswa yang memiliki masalah rendahnya motivasi belajar
merupakan hal yang sangat positif sehingga pengambilan keputusan yang diberikan
tepat dalam menangani dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Beberapa
hal yang saya lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya :
Melakukan
konsultasi dengan bapak kepala sekolah
Berdiskusi
dengan teman sejawat
Tukar
pendapat dengan teman sejawat dan pengajar praktik
Berikut
adalah dokumentasi berbagai kegiatan pembelajaran yang saya lakukan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga mereka bersemangat untuk belajar
di sekolah :
Membuat
wayang dari kardus atau barang bekas
Membuat
Termometer sederhana
Pembelajaran
materi IPA tentang konduksi
Belajar
sambung kalimat
Pengamatan
lingkungan sekitar
2. Perasaan
(Feelings)
Perasaan ketika dan setelah menjalankan Aksi Nyata
Perasaan ketika melakukan Aksi nyata: Saya merasa
mengalami situasi Dilema etika terhadap masalah siswa tersebut. Disatu sisi,
jika mengacu pada peraturan sekolah maka siswa tersebut tidak bisa dinaikkan.
Namun disisi lain masa depan anak sangat penting, sehingga berbagai kebijakan
alternatif bisa diperlukan sesuai dengan kesepakatan antara murid, guru, kepala
sekolah serta wali murid. Di harapkan dengan inovasi pembelajaran siswa lebih
bersemangat ke sekolah dan tidak sering membolos lagi.
Saya sangat bagahia sekali, karena setelah sebulan
melakukan inovasi pembelajaran, tenyata ke tujuh siswa tersebut sudah mulai
aktif mengikuti pembelajaran dan tidak membolos lagi. Mereka juga bisa berpartisipasi
aktif saat pembelajaran.
3. Pembelajaran (Findings)
Pembelajaran
yang di dapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi baik kegagalan maupun
keberhasilan
Belajar dari
kegagalan: Setiap siswa memiliki masalahnya masing-masing, hanya kadarnya saja
yang berbeda. Teknik dalam memecahkan masalahnyapun tidak bisa disamakan
mengingat penyebabnya juga bervariasi. Proses Coaching masih relevan untuk
digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang kreatif.
Keberhasilan
nya adalah mampu menjadikan siswa untuk melakukan refleksi diri. Mereka lebih
terbuka denga napa yang diinginkan untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Dan
sebagai guru, saya harus belajar lebih banyak lagi agar pembe;ajaran yang saya
lakukan lebih variative, mudah, serta menyenangkan bagi siswa.
4. Penerapan
ke depan (Future)
Kemampuan
dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan perubahan
nyata yang ada dalam diri saya, maka saya akan selalu menerapkan kolaborasi dan
kerjasama pada warga sekolah untuk menentuan sebuah pengambilan keputusan yang
tepat dan berdampak positif. Selain itu, adanya motivasi dan optimis yang
meningkat terkait kompetensi diri dalam pengambilan keputusan. Perubahan
lainnya yaitu, semakin meningkatnya dukungan dan kepercayaan dari sekolah dalam
menghadapi penanganan permasalahan atau dilema etika yang telah saya tangani,
sehingga meningkatkan motivasi dan semangat menjadi agen perubahan sebagai
pemimpin pembelajaran.
0 Komentar